Jakarta — Rencana pelaksanaan Operasi Zebra 2025 pada 17–30 November mendatang mendapat angin segar dari publik. Pengamat lalu lintas, Banter Adis, menilai langkah Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho sebagai bentuk keberpihakan nyata Polri dalam mengutamakan keselamatan dan keadilan bagi semua pengguna jalan, terutama kelompok rentan seperti pejalan kaki dan pengemudi ojek online.

Adis menuturkan, Operasi Zebra tahun ini menjadi momentum penting setelah Korlantas melakukan evaluasi menyeluruh terhadap situasi keamanan dan ketertiban lalu lintas dalam tiga bulan terakhir. Salah satu fenomena yang menjadi sorotan adalah maraknya balap liar dan pelanggaran kasat mata yang berpotensi mengganggu keselamatan masyarakat.

“Kami melihat kepemimpinan Kakorlantas semakin tegas namun tetap humanis. Polri hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelindung masyarakat,” kata Adis di Jakarta, Senin,(17/11/2025).

Menurutnya, pendekatan edukatif yang ditonjolkan Polri sejalan dengan tuntutan publik yang berharap operasi penertiban tidak sekadar fokus pada penilangan, tetapi benar-benar menciptakan ruang lalu lintas yang aman, tertib, dan manusiawi menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2026.

Adis menekankan, kebijakan Irjen Agus merupakan refleksi moral bahwa keselamatan di jalan raya adalah hak setiap warga negara. Ia menilai Operasi Zebra 2025 menjadi simbol keberpihakan Polri terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keselamatan publik.

“Ini bukan sekadar giat rutin. Operasi Zebra tahun ini adalah pesan moral: bahwa negara hadir untuk melindungi yang lemah dan memastikan keadilan dijalankan bagi semua pengguna jalan,” ujarnya.

Adis juga menyebutkan bahwa langkah-langkah Korlantas dapat memperkuat kepercayaan publik terhadap Polri. Ia mengutip hasil survei yang menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri mencapai 76,2 persen pada Oktober 2025.

Ia menilai keberhasilan operasi tidak diukur dari jumlah pelanggar yang ditindak, melainkan dari meningkatnya kesadaran berlalu lintas dan turunnya angka kecelakaan.

Sebelumnya, Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menegaskan bahwa perlindungan pejalan kaki menjadi prioritas utama Operasi Zebra 2025, mengingat kelompok tersebut merupakan pengguna jalan yang paling rentan.

“Pejalan kaki adalah simbol kemanusiaan di jalan raya. Mereka yang paling lemah harus dilindungi, bukan disingkirkan,” tegasnya dalam keterangannya, Sabtu (15/11).

Dengan fokus pada pendekatan edukasi, penegakan hukum yang berkeadilan, serta penguatan komunikasi publik, Operasi Zebra 2025 diharapkan mampu mendorong terciptanya ruang jalan yang lebih aman dan nyaman bagi seluruh masyarakat.

(nik)