PENABEKASI.ID - Kordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI Kaharuddin mengklarifikasi pernyataannya terkait masa Orde Baru lebih memberikan kebebasan dan kesejahteraan dibandingkan saat ini.

Kaharuddin mengakui terpeleset bicara saat berpendapat di dalam forum yang dipandu Hotman Paris, dan memperoleh tanggapan beragam menjadi viral di Twitter.

Pernyataan itu segera ditanggapi Masinton Pasaribu, aktivis 98 yang juga politisi PDI Perjuangan.

"Orde baru itu tidak ada yang namanya kebebasan, kesejahteraannya semu. Jadi maksud saya teman-teman mahasiswa juga harus objektif,” kata Masinton di acara yang sama, Jumat 15 April 2022.

“Karena kebebasan tidak ada dalam masa orde baru, makanyalah kami dan teman-teman tahun 97-98 menentang itu, memperjuangkan adanya demokrasi,” sambungya.

“Memang pada saat penyampaian saya itu, ada kata yang kepeleset,” kata Kaharuddin saat dihubungi Tempo.co, Minggu malam, 17 April 2022.

Menurut Kaharuddin, adapun maksud dari pernyataannya tersebut yaitu, pada era Orde Lama rakyat relatif mendapatkan kebebasan tetapi kurang mendapatkan kesejahteraan, kemudian pada orde baru rakyat mendapat kesejahteraan tapi tanpa kebebasan dan keadilan.

Sementara pada era Reformasi, kata Kaharuddin, seharusnya rakyat mendapatkan kesejahteraan sekaligus kebebasan dan keadilan.

“Jadi era Reformasi itu kan seharusnya menjadi sintesa dari Orde Lama dan Orde Baru, yaitu mendapatkan kesejahteraan dan kebebasan. Karena itulah cita-cita dan semangat dari reformasi,” kata dia.
(NIK)