PENABEKASI.ID - BEKASI TIMUR, Ketika kita melihat secara objektif kesadaran paradigma kritis perjalanan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memasuki usia yang cukup tua, mengalami Degradasi yang sangat signifikan, sehingga bisa dikatakan mengalami kemunduran. Ditandai dengan menurunnya semangat Menjalankan Khittah perjuangan , kurangnya memperhatikan dan menjalankan mekanisme organisasi yang sesuai dengan konstitusi serta dalam mengamalkan lima kualitas insan cita yang menjadi landasan perjuangan  HMI. Orientasi dan eksistensi organisasi terbesar ini, kian hari mengalami kepudaran nilai, seperti nilai keislaman dan kebangsaan seakan hanya sebagai pajangan semata, yang perlu menjadi pertanyaan kritis bagi seluruh kader HMI Cabang Bekasi dan juga kader se-Nusantara sebagai bentuk kritik otokritik secara internal untuk memperbaiki kecacatan didalam tubuh HMI secara radikal.

Selain itu, pada momentum menuju KONFERCAB HMI Cabang Bekasi yang selalu terfokus dalam politik praktis sehingga membuat lupa akan satu hal, yaitu menyiapkan regenerasi atau sosok figur yang mampu untuk memegang tanggung jawab dan amanah organisasi yang tidak hanya untuk kepentingan semata. Dan yang sangat disesalkan juga adalah problematika dualisme PB HMI yang berimbas pada generasi selanjutnya serta kurangnya dasar dan mental yang kuat sehingga disaat mengikut sertakan dirinya masuk di dalam konflik politik yang berujung pada hilangnya keakraban sosial atau slogan "kita berteman lebih dari saudara" seakan tak diimplementasikan secara mendalam oleh anggota HMI ditingkat komisariat sampai ke PB HMI, sehingga HMI acapkali mengalami kubu-kubuan, seakan tak memiliki daya produksi kualitas kader dan solidaritas dalam melahirkan gagasan besarnya untuk terlibat pada problem kebangsaan dan keumatan saat ini. Sangat disayangkan jikalau hal ini dijadikan budaya yang akan mematikan karakter generasi-generasi penerus. 

Maka melihat problem diatas, salah satu kader HMI Cabang Bekasi yakni Ketua Umum Komisariat Insan Cita M. Abduh sang berikhtiar untuk mengajak kader HMI Cabang Bekasi melahirkan kembali gagasan besar HMI untuk bisa bersama-sama melahirkan Kepemimpinan Profetik Antara Konsep dan Realitas untuk HMI Cabang Bekasi Kedepannya. Dan tak luput untuk selalu mengontrol internal tubuh HMI sendiri dengan selalu menjaga kesolidan Ketika kita ingin menjalankan visi misi HMI, untuk itu diperlukan sebuah paradigma teoritis dan praktis sebagai pedoman bersikap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Landasan yang kuat dan dibungkus dengan mental pejuang untuk berfikir dan berjuang menghadapi arus politik ditengah dinamika organisasi, karena sejatinya lahirnya sosok pemimpin yang akan membawa Cabang Bekasi kedepannyaa ada ditangan Komisariat. (SMN)