( oleh Wulan Seftyani, Alya Afifah Syaifia Putri, Nurhasanah, Farah Ayu Maulidina Magister Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Panca Sakti Bekasi)

Pendahuluan 

Mengajak orang lain untuk berbuat baik dan mengikuti ajaran Allah dan para rasulNya dikenal sebagai dakwah. Dakwah telah mengalami perkembangan besar sejak zaman kenabian. mulai dari jumlah orang yang mengikuti dakwah, cara pergerakan itu dilakukan, atau jemaah yang mengusung dakwah itu sendiri. Perkembangan dakwah ini tidak terlepas dari pengaruh kemajuan zaman kemajuan teknologi bahkan membuat dakwah lebih mudah dan efisien. Dalam agama Islam, dakwah harus dilakukan baik secara individu maupun kolektif. Teknologi dan dakwah tidak dapat dipisahkan. Ini berlaku untuk konsep dakwah modern yang mudah diterima oleh masyarakat saat ini. 


Perkembangan dakwah yang signifikan sejak zaman kenabian hingga saat ini adalah fenomena yang menarik dan mencerminkan dinamika dalam upaya menyebarkan ajaran agama Islam. Sejak zaman kenabian, jumlah pengikut dakwah Islam terus berkembang pesat. Dari sejumlah kecil orang di awal perjalanan dakwah, ajaran Islam berhasil menarik jutaan bahkan miliaran penganut di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa pesan dan nilai-nilai Islam memiliki daya tarik yang kuat bagi banyak orang (Amiliya, 2022).


Selama berabad-abad, metode pergerakan dan jemaah dakwah juga mengalami evolusi. Mulai dari pergerakan dakwah zaman Rasulullah, seperti hijrah dan penyebaran ajaran melalui perjumpaan langsung, hingga munculnya berbagai gerakan dakwah modern yang menggunakan metode komunikasi yang lebih luas, seperti ceramah, media massa, dan teknologi informasi. Metode yang digunakan dalam dakwah mencerminkan adaptasi dengan perkembangan sosial, budaya, dan teknologi yang ada.


Perkembangan teknologi dan komunikasi telah memberikan berbagai inovasi dalam metode dakwah. Penggunaan media sosial, aplikasi dakwah, dan platform digital lainnya memungkinkan dakwah mencapai audiens yang lebih luas, terutama generasi muda yang secara aktif terlibat dalam media sosial dan teknologi. Dakwah juga menggunakan metode kreatif, seperti penggunaan video, animasi, podcast, dan konten digital menarik lainnya, untuk menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang lebih menarik dan relevan bagi audiens modern (Zaini & Rahmawati, 2021).


Dakwah harus tetap didasarkan pada kebenaran, keadilan, rahmat, dan nilai-nilai etika yang diperintahkan oleh agama. Meskipun perkembangan teknologi dapat memudahkan dakwah, tujuan utama tetaplah mengajak manusia kepada kebaikan dan mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, penting juga untuk menjaga kesatuan umat dan menghindari perpecahan dalam berbagai gerakan atau jemaah dakwah. Meskipun perbedaan pendapat dalam interpretasi dan pendekatan dakwah mungkin timbul, penting untuk menjaga sikap saling menghormati, saling mendukung, dan tetap berfokus pada tujuan bersama, yaitu menyebarkan pesan kebaikan dan mengedepankan kepentingan umat.

Kewajiban Berdakwah

Tugas dakwah harus dilakukan oleh semua orang muslim yang telah baligh dan berakal, baik laki-laki maupun perempuan. Setiap anggota masyarakat Islam dianggap sebagai penerus langsung dari Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassallam dalam menyampaikan dakwah.


Dalam pandangan Allah Subhanahu Wata'ala, dakwah adalah tugas yang mulia, sehingga dengan dakwah itu Allah memberi tahu umat Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam tentang apa yang disebut sebagai "sebaik-baik umat" (Dakwah et al., n.d.).

وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ وَيَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ‏
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (TQS. Al-Imran : 104).

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah  mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk ” (TQS. An-Nahl : 125).


Dalam hadistnya Rasulullah SAW bersabda: 
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” *HR. Bukhari+


Hadis ini menunjukkan bahwa setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan pesan agama Islam. Bahkan jika seseorang hanya memiliki pengetahuan atau kemampuan untuk menyampaikan satu ayat atau satu pesan kecil, mereka tetap harus melakukannya. Ini menunjukkan bahwa menyebarkan pesan agama tidak hanya menjadi tanggung jawab para ulama atau pemuka agama, tetapi menjadi tanggung jawab setiap individu muslim. Hadis ini mengingatkan kita bahwa setiap muslim memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan pesan agama Islam, sekecil apapun kontribusi yang bisa diberikan. Pesan-pesan kecil yang kita sampaikan dapat memiliki dampak yang besar dalam membimbing dan mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu muslim untuk melaksanakan tugas dakwah dengan sebaik-baiknya, mengingat pesan dari hadis ini (Ahmad & Saehudin, 2016).


Secara keseluruhan, hal yang paling penting adalah bahwa dakwah Islam adalah tugas manusia sebagai khalifah Tuhan di dunia ini, yang bertanggung jawab atas urusan dunia dan akhirat, serta akhirat dan akhirat. Dakwah Islam memperhatikan aspek lahiriah dan batiniah.8 Namun, kita harus membedakan tujuan dakwah dari periode Makkah, yang lebih berfokus pada pembentukan akidah dan kritis atas keyakinan Arab Jahiliyah, dan dari periode Madinah, yang lebih berfokus pada pembentukan struktur ekopol (Rizqiyah, 2017).

Subjek dan Objek Dakwah 

Dalam konteks dakwah Islam, subjek dan objek dakwah merujuk pada dua aspek yang terlibat dalam proses penyampaian pesan agama.  Subjek dakwah merujuk pada individu atau kelompok yang menyampaikan pesan agama kepada orang lain. Subjek dakwah dapat berupa seorang dai, ulama, aktivis dakwah, atau setiap muslim yang memiliki pengetahuan dan keinginan untuk berbagi ajaran Islam. Subjek dakwah bertanggung jawab untuk memahami prinsip-prinsip ajaran agama dengan baik, memiliki integritas moral, dan mampu mengkomunikasikan pesan agama dengan baik kepada objek dakwah.


Objek dakwah merujuk pada individu atau kelompok yang menjadi sasaran penyampaian pesan agama. Objek dakwah bisa termasuk muslim yang membutuhkan pemahaman lebih lanjut tentang ajaran Islam, non-muslim yang tertarik untuk belajar tentang Islam, atau mereka yang jauh dari ajaran agama dan perlu diingatkan tentang tuntunan yang benar. Objek dakwah memainkan peran penting dalam proses dakwah, karena mereka adalah penerima pesan dan memiliki kebebasan untuk menerima, menolak, atau mempertimbangkan pesan yang disampaikan. bahwa Quran sendiri membagi dua golongan besar dalam hal ruang lingkup objek atau sarana dakwah (Nasor et al., 2022).


1. Panggilan ditujukan kepada semua orang, termasuk orang Islam, Yahudi, Kristen, Budha, dan Katolik, serta kepercayaan yang sudah dan belum termasuk dalam agama. Sebagaimana Allah SWT Berfirman dalam QS Al-Baqaroh: 21  :

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اعۡبُدُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ وَالَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ
Artinya : Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa

Ayat ini mengingatkan bahwa dakwah haruslah dimulai dengan mengajak manusia untuk menyembah hanya kepada Allah, Sang Pencipta. Dalam proses berdakwah, penting untuk mengedepankan tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah, dan menekankan pentingnya menjauhkan diri dari penyembahan terhadap tuhan-tuhan palsu atau objek-objek lain yang tidak berhak menerima penyembahan. 

2.Panggilan terhadap orang-orang yang beriman.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَاَنۡـتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.


Dalam rangkaian dakwah Islam, ayat 102 dari Surah Ali Imran memberikan panduan tentang mengingat Allah, keberanian dalam mempertahankan kebenaran, bersandar pada Allah, dan memiliki kesabaran dan kegigihan dalam dakwah. Pesan-pesan ini dapat menjadi pegangan dan motivasi bagi subjek dakwah untuk menjalankan tugas mereka dengan lebih baik dan memberikan dampak yang positif dalam menyebarkan ajaran agama kepada orang lain.

Selain itu subjek dakwah harus menghormati otonomi dan kebebasan individu objek dakwah, serta mempertimbangkan keadaan, budaya, dan latar belakang mereka. Pendekatan dakwah yang baik mencakup kesantunan, rasa empati, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan kebutuhan dan perspektif objek dakwah (Fadil Azizi, 2022).


Dalam melakukan dakwah, subjek dan objek dakwah saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Subjek dakwah bertindak sebagai penghubung antara objek dakwah dengan ajaran agama, sementara objek dakwah memberikan umpan balik, pertanyaan, dan tanggapan yang dapat membantu subjek dakwah memperbaiki dan menyempurnakan metode dan pendekatan mereka (Zarkani, 2017).

Teladan Dakwah Rasulullah SAW

Kehadiran Rasulullah SAW sebagai seorang da’i, tidak serta merta  hanya mengajarkan cara yang benar dalam beragama dan berketuhanan melainkan mengajarkan bagaimana cara berkehidupan yang baik dan benar untuk menjadi makhluk manusia yang sempurna, hal ini sebagaimana terbukti, bahwa selain Rasul melakukan dakwah di Masjid dan mimbar-mimbar umat Islam kala itu. Rasulullah SAW juga mengajarkan bagaimana cara manusia berkehidupan, baik melalui keteladanan dengan akhlak mulia, hingga turun aksi menjadi pebisnis, politikus, bahkan jenderal perang. Bukti-bukti cara dakwah Rasulullah bisa terlihat dari sejarah panjang kehidupan Rasulullah SAW, dalam berkehidupan misalnya, Rasulullah hadir dengan suri taulan mengajarkan cara memanusiakan manusia, serta cara bersikap yang baik seperti shiddiq, amanah, tabligh, fatanah (Nabi et al., 2011).


DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, I., & Saehudin. (2016). Konsep Pendidikan Berbasis Hadis. Humaniora, 312.
Amiliya, L. (2022). Gerakan Dakwah Kyai Mardjan Melalui Nahdlatul Ulama Di Tambakrejo Bojonegoro. Jurnal Khabar: Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 1–24. https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/khabar/article/view/384%0Ahttps://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/khabar/article/download/384/247
Dakwah, D., Bahasa, M., & Istilah, D. A. N. (n.d.). Kewajiban berdakwah dalam islam. 39.
Fadil Azizi, H. (2022). INTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM RAHMATANLIL ’ ALAMIN MELALUI MATA KULIAH ISLAM NUSANTARA DI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN ( FTIK ) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) JEMBER TAHUN 2019 SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JUNI 2022 i INTERNA.
Nabi, D., Saw, M., & Dan, S. (2011). DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW: STRATEGI DAN PENDEKATAN Abstrak. 1–21.
Nasor, P. I. P. H. M., Si, M., Ii, P., Syukur, A., Dakwah, F., & Ilmukomunikasi, D. A. N. (2022). DESA PULO AIR KURIPAN KECAMATAN TELUK BETUNG SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial ( S . Sos ) dalam Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Oleh : M . TEDY SYAHPUTRA Jurusan : Komunikasi dan Penyiaran Islam UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1442 H / 2022 M i ABSTRAK.
Rizqiyah. (2017). Bimbingan Dan Konseling Islam Persfektif Dakwah menurut Samsul Munir Amin. Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 87.
Zaini, A., & Rahmawati, D. (2021). Efektivitas Dakwah Melalui Media Sosial Di Era Media Baru. AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 8(1), 162. https://doi.org/10.21043/at-tabsyir.v8i1.11238
Zarkani. (2017). Membangun Komunikasi Kreatif Dalam Dakwah Islamiyah. 8(1), 124.