Jumlah kasus Positif Covid-19 di Indonesia meningkat drastis dalam beberapa minggu terakhir. Kondisi ini tentu saja berdampak langsung pada kondisi masyarakat dan menguji kemampuan pemerintah dalam menyusun kebijakan menghadapi Covid-19. Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Pj Ketua Umumnya Abdul Muis memberi tanggapan atas kebijakan dan kondisi yang kini dihadapi bangsa Indonesia. 

Muis menyayangkan ketidakmampuan pemerintah untuk menekan angka pengangguran di masa pandemi. "Konon katanya di masa pendemi ini jumlah investasi di indonesia sangat besar dan mampu membuka lapangan pekerjaan tapi faktanya menteri tenaga kerja menyampaikan angka pengangguran meningkat menjadi 7% dari sebelumya 4,9%."

Muis melanjutkan bahwa meningkatnya angka pengangguran tersebut berbanding lurus dengan data dari Bank Dunia yang mengelompokkan Indonesia dalam kelompok negara berpendapatan menengah ke bawah. " Meningkatnya angka pengangguran berdampak pada turunnya angka pendapatan nasional bruto sehingga menempatkan Indonesia dalam kelompok Negara berpendapatan Rendah, seperti kita ketahui pendapatan nasional bruto per kapita Indonesia turun dari US$ 4.050 menjadi US$ 3.870." tutur Muis 

Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia ini juga mengungkap ketidaksiapan pemerintah dalam implementasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sehingga memicu ketidakstabilan. "kita menyaksikan disekeliling kita banyak yang pendapatannya berkurang bahkan sampai kehilangan pendapatan di masa PPKM Darurat. Mestinya bantuan sosial diberikan bersamaan pada saat PPKM Darurat diterapkan agar saudara-saudara kita yang pendapatannya terdampak langsung oleh PPKM Darurat bisa memenuhi kebutuhan hidupnya."

"kami juga ingin menegaskan kepada para Aparatur Negara mengawal pelaksanaan PPKM agar dalam menghadapi saudara-saudara kita dengan humanis tidak dengan arogan atau bahkan kekerasan." 

Terkait vaksinasi yang dinilai lamban dapat dilakukan dengan pelibatan pihak swasta sehingga target 1 juta Vaksin perhari pada agustus mendatang dapat tercapai. " hari ini (17 Juli 2021) jumlah Vaksinasi perhari kita baru mampu menyuntikkan 104.612 Dosis untuk vaksin pertama dan 296.253 dosis untuk vaksin kedua, masih jauh dari target."

Mantan Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur ini juga menjelaskan bahwa semakin banyak pihak yang terlibat target akan semakin mudah tercapai. "Kondisi kita sudah sangat kritis kita membutuhkan keterlibatan banyak pihak dalam penanganan Covid-19 ini, dalam proses vaksinasi untuk bisa mencapai target 1.000.000 Vaksin perhari sebaiknya pemerintah melibatkan lebih banyak stake holder termasuk swasta mulai dari pemenuhan ketersediaan vaksin sampai pada tahap pelaksanaan vaksinasi agar herd immunity kita bisa segera terbentuk" tutupnya. (red)