PENABEKASI.ID - BEKASI BARAT Gemuruh perhelatan Pilkada serentak di Indonesia sudah mulai berlangsung, 270 daerah di seluruh Indonesia sedang melaksanakan tahapan Pilkada dan saat ini tengah memasuki masa pendaftaran CAKADA, Kota Bekasi tidak termasuk dalam Pilkada serentak 2020, karena Pilkada kota Bekasi terakhir dilaksanakan pada tahun 2018, maka pilkada berikutnya akan dilaksanakan pada tahun 2023 atau 2022 sesuai dengan salah satu opsi yang termaktub dalam rancangan undang undang politik sebagai pengganti UU no. 7 tahun 2017. Jika DPR RI mensyahkan RUU tersebut dengan opsi pilkada serentak berikutnya (dalam RUU disebut Pemilu Lokal) akan di laksanakan 2 tahun sebelum Pemilu Nasional, Maka Pilkada Kota Bekasi akan dilaksanakan pada tahun 2022, tentu dengan segala konsekwensi yang akan di atur dalam Undang undang.

Peta Politik hasil pemilu 2019 Kota Bekasi
Sebagaimana telah diketahui pemilu di kota Bekasi telah menempatkan 2 Partai pemenang pemilu, yaitu PKS dan PDIP yang sama2 meraih 12 kursi di DPRD kota Bekasi, urutan berikutnya adalah Golkar dengan 8 kursi, kemudian Gerindra 6 kursi, PAN 5 kursi, Demokrat 4 kursi, PPP 2 kursi dan terakhir  PKB 1 kursi.
Dengan kondisi perolehan kursi tersebut, sesuai dengan UU Pilkada No.10 tahun 2016, bahwa Partai Pengusung atau Gabungan Partai pengusung harus memiliki 20 % kursi Parlemen maka secara otomatis  hanya ada 2 Partai yang bisa mengusung calonnya sendiri yaitu PKS dan PDIP, semetara partai2 yang lain harus bergabung jika ingin mengusung calon Kepala Daerahnya sendiri. Sementara untuk calon independent masih terbuka kemungkinan walaupun kecil, karena syarat yang cukup berat sesuai UU Pilkada dan PKPU 15 tahun 2019, harus menyertakan dukungan KTP dan Tanda Tangan sebanyak 6,5% dari jumlah DPT kota Bekasi yang berjumlah 1,6 juta, tentu  syarat ini sangat berat mengingat kota Bekasi secara sosioslogis adalah daerah Urban Rural dimana ada tipe  masyarakat kota yang apolitis dan masyarakat desa yang masih patrional, dalam hal ini adalah patron partai. Untuk mendapatkan tanda tangan pendukung tentu merupakan perjuangan yang sangat berat di samping tidak/belum  adanya tokoh yang dianggap mumpuni oleh masyaraqkat kota Bekasi.

Persaingan Menuju Bekasi 1
Sesuai dengan gambaran di atas maka Pilkada Kota Bekasi, secara umum akan menghasilkan 2 atau 3 pasangan calon, hal ini tentu terkait dan sangat di pengaruhi oleh situasi dan kondisi politik Lokal bahkan mungkin kondisi politik nasional, jika yang terjadi hanya 2 paslon Cakada, maka yang muncul adalah Poros PKS dan poros PDIP tetapi jika muncul poros ke 3 maka Golkar, Gerindra dan PAN akan menjadi leader dari poros tersebut. opsi 2 dan 3 poros tersebut mempunyai peluang yang sama besar, politik bukanlah matematika yang serba pasti, poilitik adalah sebuah seni untuk meraih kemenangan, tentu semua partai akan berfikir, bermanuver dan bekerja keras agar meraih sukses dalam kontestasi Pilkada di Kota Bekasi.

Opsi 2 poros.
PKS dan PDIP akan sama2 menjadi leader jika yang terjadi adalah 2 calon CAKADA yang maju, kedua partai tersebut samar2 terlihat sudah mulai melakukan pemanasan mesin politiknya, PKS yang kemungkinan akan mengusung Ahkmad Syaiku (anggota DPR RI) atau Heri Koswara (Anggota DPRD Jabar) mempunyai modal sosial dengan kekuatan Milatansi kadernya yang luar biasa dan  telah terbukti dapat bekerja dengan rapi dan terstruktur menjadi modal utamanya.
 Sedangkan PDIP yang akan mencalonkan DR. Tri Adhianto, SE, MM. Partai dengan Jargon Partai wong Cilik dan soliditas partai serta kekuatan calon yang saat ini mejabat sebagai wakil walikota tentu mempunyai sumber daya yang berlimpah dan modal sosial yang bagus. 
Kekuatan Figur Calon nampaknya cukup berimbang, kemenangan akan dapat di capai oleh Calon yang mendapat dukungan partai2 lain yang ada di DPRD Kota Bekasi, kemungkinan partai2 lain akan terpolarisasi untuk mendukung 2 Cakada tersebut, tetapi secara khusus dalam hal ini Partai Golkar sebagai pemenang pemilu ke 3 di kota Bekasi dengan 8 kursi, ditambah dengan posisi mantan Ketua Golkar DR. Rahmat Effendi yang saat ini menjabat walikota Bekasi akan menjadi kartu truf dari 2 Cakada yang akan bertarung tersebut, apalagi kalau Golkar mampu mengajak partai lainnya untuk merapat ke salah satu cakada, maka sudah hampir dapat di pastikan, cakada tersebutlah yang akan memenangi PILKADA Kota Bekasi. Tetapi bagaimana jika Gerindra, PAN, Demokrat, PPP dan PKB tidak ikut dengan Golkar, dan memilih bergabung dengan salah satu poros yang lain, tentu akan terjadi pertarungan yang sangat sengit, dengan kekuatan 18 Kursi DPRD partai2 tersebut tentu akan mampu mengimbangi kekuatan partai Golkar yang masih memegang kekuatan birokrasi saat ini, kemenangan akan di tentukan oleh kekuatan jaringan, militansi pendukung, edukasi pemilih dan logistik Cakada yang bertarung.

Opsi 3 Poros
Opsi ini nampaknya akan lebih menarik untuk di kaji mengingat kekuatan yang sangat signifikan di Parlemen Kota Bekasi, total kekuatan partai2 ini adalah 26 kursi DPRD Kota Bekasi ( Bandingkan dengan ‘hanya’ 12 kursi yang masing2 dimiliki oleh PKS dan PDIP), jika 6 partai tersebut bergabung maka peluang untuk dapat memenangi kontestasi Pilkada menjadi sangat besar, Golkar akan menjadi leader di poros ini, tokoh2 partai ini juga sudah mulai bermunculan, sebagai salah satu Calon Kepala Daerah yang cukup potensial,  ada Ade Puspita sari (Golkar), Ibnu Hajar Tanjung (Gerindra), Fathur R Duata (PAN), Rony Heryawan (Demokrat), Solichin (PPP) dan Ustuchri (PKB), semua nama tersebut mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk menjadi Calon Walikota dan wakil Walikota dari poros 3 ini. Tentu sebagai leader golkar di tuntut untuk mampu mengakomodir dan mengkonsolidasikan semua kekuatan tersebut agar tidak terpecah dan berjuang secara Bersama dan simultan.(SMN)

Oleh : Ali Mahyail Falasi (Komisioner Bawaslu Kota Bekasi)