PENABEKASI.ID - BEKASI, Akhir akhir ini partai golkar kota bekasi tensinya menghangat ini di karenakan DPD golkar kota bekasi akan mengadakan musda pada hari rabu tgl 5 agustus ini. 

Menarik untuk di cermati kami meminta pendapat salah satu kordinator institute social and political policy studies atau ISPPS saudara J. Burhan untuk pendapatnya terkait persiapan musda DPD golkar kota bekasi  seperti kata beliau ” bahwa  Dalam kedudukannya partai politik sebagai pilar demokrasi, peran partai politik dalam sistem perpolitikan nasional dan daerah merupakan wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah.

Pengalaman dalam rangkaian penyelenggaraan seleksi kepemimpinan nasional dan daerah melalui pemilu membuktikan keberhasilan partai politik sebagai pilar demokrasi.  Penguatan partai politik pada level daerah atau kab/kota merupakan ujung tombak partai, merekalah yang secara langsung bersentuhan dengan basis sosial partai dan masyarakat secara umum.

Pengelolaan partai politik pada level ini pada akhirnya akan menentukan kuat atau lemahnya dukungan terhadap partai. ”
lanjut menurutnya,  Tolak ukur kuat atau lemahnya dibuktikan dari seleksi atau pemilihan pemimpin pada level tersebut. Dalam memilih pemimpin jangan asal pilih. Kalau mau baik pilih pemimpin baik. Kalau ingin bersih pilihlah pemimpin bersih.


track record seorang kandidat dapat dilihat dari beberapa aspek, di antaranya lingkungan, riwayat kerja, riwayat kepemimpinan dan yang terpenting riwayat pendidikan. Jika yang berkepentingan memilih pemimpin berdasarkan beberapa aspek ini, maka akan didapat seorang pemimpin yang amanah dan mampu membawa kemajuan bagi satu organisasi.

Selanjutnya bagi yang berkepentingan dalam memilih pemimpin baik itu ajang musda atau apaun namanya agar tidak memilih calon pemimpin yang menghalalkan segala cara untuk mencapai kemenangan, seperti pendatang baru yang tidak tahu medan bertempur, menjadi representasi pemimpin dalam satu organisasi. Maka akan diyakini organiasi tersebut akan mengalami kemunduran atau berpindah-pindah organiasi untuk mencapai kepentingan pribadi. 

Hal tersebut membuktikan loyalitas dan inetgritas patut dipertanyakan, sehingga calon pemimpin tersebut bukanlah mebawa Visi Organiasi melainkan Visi pribadi. Sebab, pemimpin yang dipilih karena bayaran dan menggunakan segala cara untuk menang dipastikan akan korupsi. Karena itu, yang berkepentingan harus benar-benar membandingkan track record sang kandidat atau calon.

Pilihlah pemimpin yang terbaik. Memang pemimpin tidak ada yang sempurna, tapi yang berkepentingan perlu membandingkan mana yang lebih baik untuk dipilih menjadi pemimpin ke depan yang membawa Visi Organiasi bukan Visi Pribadi.

Dalam menghasilkan pemimpin merupakan tugas berat bagi panitia seleksi dengan memastikan 4 aspek tersebut, 1. Lingkungan, apakah bakal colon memahami lingkungan dimana ia akan memipin. 2. Riwayat kerja, apakah bakal calon memiliki loyalitas dan integrias terhadap Organiasi. 3. Riwayat kepemimpinan, apakah bakal calon pernah memipin organisasi dan berhasil dalam memipin sehingga membawa kemajuan untuk organiasi. 4. Riwayat pendidikan, apakah bakal colon mengenyam pendikan pada level yang tinggi, ini menjadi tolak ukur pengetahuan bakal calon pemimpin. Jika 4 hal tersebut telah terpenuhi maka sejatinya panitia seleksi menghasilkan pemimpin yang berkualitas atau sebaliknya, jika hal tersebut tidak terpenuhi”.  ini yang memang harus menjadi perhatian pansel timpalnya.(Red)