Penabekasi.id - Bekasi Barat, Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen Ilmiah yang lebih dikenal dengan Ilmu tentang memimpin. Tomy Suswanto, SE. Mahasiswa Pasca Sarjana UNJ Rabu (29/7/2020).


Hal ini terlihat dari banyak literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan dengan berbagi sudut pandang atau persepektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari baik saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat meilhat calon-calon pemimpin. 


Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok atau  satu organiasi ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepekati secara bersama-sama, misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, dan  mempunyai pengaruh untuk mensinergikan tujuan organisasi. 


Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok atau organiasi.


Untuk mengefektifkan tujuan organiasi dari beberapa syarat diatas yang harus dimiliki pemimpin adalah pendekatan teori kepemimpinan genetis. Pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan dengan bakat alami yang luar biasa yang diwarisi dari keluarganya. 


Menurut padangan pendekatan ini apabila seseorang sudah dibentuk menjadi seorang pemimpin, terlepas dari perjalanan hidup yang bersangkutan, akan timbul situasi yang menempatkan orang yang bersangkutan tampil menjadi pemimpin dan akan menjadi efektif dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya. 


Dalam menjalankan kepemimpinan tidak lagi diperlukan teori dan ilmu kepemimpinan, karena sebelumnya telah menjalani pelatihan dan pendidikan yang dibentuk oleh lingkungan keluarga, apalagi jika disertakan hal tersebut.


Sebagai contoh pemimpin-pemimpin selain keterwakilan perempuan yang sebelumnya ditulis ialah Ratu Bailqis dengan tema “Keberhasilan Kepemimpinan Perempuan Dengan Genetis”. 


Selanjutnya pemimpin dunia yang keberadaannya dan kegiatan kepemimpinannya karena factor keturunan seperti : Kaisar Hirohito, Napoleon Bonaparte, Gamal Abdul Naser, Hitler dan sebagainya. 


Jika seseorang yang tidak ditakdirkan menjadi pemimpin, walaupun banyak kesempatan yang dimanfaatkan dalam upaya menumbuhkan efektifitas kepemimpinannya, yang bersangkutan tidak akan pernah menjadi pemimpin yang efektif.


Dari penjelasan di atas, menjadi jelas bahwa untuk terciptanya sebuah tatanan organiasi yang maju dan efektif akan tujuan, diawali dengan memilih pemimpin yang tepat. Teori dan literatur serta fakta sejarah mencatat pendekatan kepemimpinan genetika lebih tepat untuk memajukan satu organisasi, mulai dari nirlaba, bisnis, politik, hingga lembaga keagamaan.(Cz)