Virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 dilaporkan pertama kali muncul pada Desember 2019. Virus yang menyebabkan gangguan pernafasan itu kini menyebar ke hampir semua negara di dunia.

Sebagai upaya menghentikan laju penyebaran virus, masyarakat diminta berdiam di rumah dan mengurangi kegiatan di luar rumah. 

"Membatasi pertemuan dan hanya tinggal di rumah dalam waktu lama tentu berpengaruh pada kesehatan mental. 
Tiga dampak psikologi yakni krisis, uncertainty (ketidakpastian), dan loss of control" Ujar miftah setia nugroho selaku direktur konten nelayanhub indonesia.

Untuk efek krisis ditandai dengan datang mendesak secara tiba-tiba tanpa persiapan, Permisalan dari efek loss of control ini adalah kita bisa melihat bahwa angka kematian terus naik, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa,kondisi ini memicu kondisi stress apalgi dengan pemberitaan yg terus menerusmunculnya stres juga dapat diakibatkan dari faktor perekonomian, urusan keluarga di mana kondisi ini pun cenderung membuat seseorang tidak mau mematuhi aturan.

Tetapi masyarakat yang merasa sudah tidak punya penghasilan lagi dan kehidupannya tidak disokong, maka stres ini membuat mereka memilih untuk mencari tempat aman karena efek 'uncertainty', mengenai ketidakjelasan nasibnya Oleh karena itu mereka mencoba mengambil alih kontrol dengan perilaku yang bisa mereka kendalikan, misal panic buying atau pulang kampung (perilaku yang bisa mereka lakukan dan membuat diri sendiri merasa aman).

"Selain itu, faktor demografi juga berpengaruh, seperti budaya disiplin di Indonesia" Tegas miftah.

Sebagai makhluk komunal, setiap manusia cenderung untuk bersosialisasi dengan individu lain. Agar dapat mengendalikan kondisi di tengah pandemi,  bisa dengan adanya aturan yang tegas, reward dan punishment yang jelas dapat mengatur masyarakat agar patuh terhadap aturan pencegahan dari pemetintah.jika usaha tersebut direalisasikan, maka aturan itu akan sama-sama menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat. Tetapi, apabila realitasnya berkebalikan, maka akan terjadi pelanggaran.

"Kalau aturannya jelas, tapi menimbulkan stres atau tekanan bagi masyarakat (karena kehidupan tidak disokong), maka akan terjadi pelanggaran," lanjut miftah.

Bagimana dengan masyarkat jawabarat khusus kota bekasi gejala ini sudah terlihat dan mungkin terjadi. (Sam)