Penabekasi.id - Bekasi Selatan, Wilayah Kota Bekasi sejak dulu sudah menjadi jalur perdagangan, tempat masyarakat dari berbagai daerah menjalankan aktivitas perekonomian. Dengan kata lain  sejak dulu Wilayah Kota Bekasi menjadi tempat yang mensejahterakan. Sebagai akibat dari fenomena tersebut, terjadi arus perpindahan penduduk yang deras ke Kota Bekasi.

Kota Bekasi ditadirkan sebagai wilayah yang mampu menghidupi dan mensejahterakan tanpa memandang siapa?, apa latar belakangnya?, dan dari golongan mana? seseorang berasal. Di Kota Bekasi masyarakat menjalani hidup berdampingan.

Menjadi sesuatu yang mustahil mewujudkan pembangunan yang berkeadilan jika pemimpinya tidak memiliki sikap yang toleran dan harmonis. Realitas arus deras perpindahan penduduk tersebut justru akan menjadi pemantik terjadinya _multi_ konflik, baik konflik _vertical_ maupun konflik _horizontal_ yang menyuburkan tumbuhnya kesenjangan. Karenanya dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki kepiawaian dalam komunikasi dan merumuskan kebijakan, sehingga mampu menutup celah bagi terjadinya konflik dan kesenjangan.

Rahmat Effendi sebagai Walikota Bekasi, memiliki gaya komunikasi yang mampu memberikan kontribusi terhadap eksistensi keberagaman di Kota Bekasi, tidak hanya itu pola komunikasi yang dibangunpun sangat masif, melibatkan berbagai unsur dalam setiap agenda dan program pemerintah.

Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson (Effendy, 2005: 5), komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup sehari-hari, meliputi keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita pada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.

Kepiawaian dalam komunikasi tersebut membuahkan banyak prestasi bagi pembangunan di Kota Bekasi, sehingga kini Kota Bekasi menyandang status Kota Paling Toleran dan Kota yang Harmonis. Prestasi yang tentunya sulit dimiliki oleh daerah lainnya.

Posisi sebagai Kepala Daerah juga menjadikan Rahmat Effendi banyak melahirakan kebijakan yang berkeadilan dan berkontribusi bagi pertumbuhan perekonomian. Rahmat Effendi sudah piawai dapam memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak dilakukanya.

Thomas R Dye sebagaimana dikutip Islamy (2009: 19) mendefinisikan kebijakan publik sebagai “_is whatever government choose to do or not to do_” ( apapaun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan).

Banyak dampak yang dirasakan dari kebijakan, diantaranya kebijakan layanan kesehatan gratis yang banyak menuai apresiasi dari masyarakat Kota Bekasi. Kebijakan yang mengahadirkan kemudahan investasi, menumbuhkan sektor pembangunan infrastruktur dan perekonomian Kota Bekasi, hal tersebut terbukti dengan indeks pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Masih banyak kebijakan-kebijakan yang sukses memberikan kontribusi positif, hal demikian tentunya berkat kepiawaian dalam merumuskan berbagai kebijakan dan mengedepankan pertisipasi berbagai unsur dalam pengambilan kebijakan.

Kedepan Kota Bekasi akan terus tumbuh sebagai kota yang moderen, memberikan ruang bagi siapapun untuk beraktivitas dalam bidang pembangunan, perekonomian, dan ketenaga kerjaan. Dengan demikian realitas telah membuktikan bahwa pimpinan daerah hari ini telah berhasil menjaga dan memelihara nilai-nilai sejarah dalam pembangunan Kota Bekasi, Wilayah yang sejak dulu menjadi peradaban kehidupan dan perdagangan. (CZ)